MAKALAH
ANALISA PERBANDINGAN DATA PENGUSAHAAN PT. PLN (PERSERO) WILAYAH ACEH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Pengantar
Bisnis Informatika
Oleh :
NANDA
NASTASYIA
NPM : 5B414876
JURUSAN S1 TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji dan
syukur hanyalah milik Allah SWT yang telah melimpahkan ilmu Shalawat serta
semoga tercurah kepada Rasul beserta keluarganya.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
Tugas Softskill
mata kuliah Pengantar Bisnis Informatika di Universitas Gunadarma Jurusan S1 Teknik
Informatika.
Dalam memenuhi persyaratan tersebut penulis mencoba
membuat makalah yang berjudul “ANALISA DATA
PENGUSAHAAN PT.PLN PERSERO WILAYAH ACEH “.
Dalam menyusun makalah ini penulis menyadari sepenuhnya
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan sebab pengetahuan dan pengalaman
yang di miliki penulis terbatas ,cukup banyak tantangan dan hambatan yang
penulis temukan dalam menyusun makalah ini.
Akhir kata ,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Depok, 10 November 2015
NANDA NASTASYIA
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.....................................2
DAFTAR ISI.........................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................4
1.1 Latar Belakang..........................4
1.2 Perumusan Masalah.......................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................5
2.1 Profil PT.PLN Persero Wilayah
Aceh.......6 2.1.1
Struktur Organisasi PT.PLN PERSERO.....7
2.2 Pengertian Analisa dan Data
Pengusahaan PT.PLN.......................7
2.2.1 Pengertian Analisa.....................7
2.2.2 Pengertian Data Pengusahaan............8
2.3 Aalisa Data Pengusahaan..................8
2.3.1 Jumlah Pelanggan.......................8
2.3.2 Daya terpasang Gardu Distribusi........8
2.3.3 Penjualan Energi Listrik...............9
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN.......................10
3.1 Hasil Kerja..............................11
3.2 Pembahasan...............................11
3.2.1 Data berupa Tabel......................12
3.2.2 Rasio perbandingan
antara jumlah
Pelanggan dengan penjualan Energi
listrik setiap
Area....................15
3.2.3 Hasil perbandingan Data setiap Area
dalam bentuk Diagram...................15
3.2.4 Hasil Pembagian kelas data menurut
Aturan Sturges Pada Jumlah Pelanggan,
Daya terpasang Gardu
Distribusi,dan
Penjualan Energi listrik...............16
BAB IV PENUTUP.....................................17
4.1 Kesimpulan...............................17
4.2
Saran....................................17
DAFTAR PUSTAKA.....................................18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar
Belakang
PT.PLN sebagai suatu Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang bertugas menyediakan jasa kelistrikan di Indonesia
senantiasa menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait dan
menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
yang memiliki tujuan agar mampu memberikan kepuasaan kepada pelanggan.
PT.PLN Aceh sebagai bagian dari PT.PLN Pusat memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat di Provinsi Aceh, dalam rangka mendukung
UU No.30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan. Seperti halnya
PT.PLN di wilayah lainnya di Indonesia, PT.PLN Aceh memiliki bidang usaha yaitu Usaha
penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum meliputi pembangkitan isolated
untuk daerah-daerah yang tidak terjangkau system transmisi dan usaha
penyediaan tenaga listrik meliputi perencanaan dan pembangunan serta pendistribusian tenaga listrik untuk kepentingan umum. Dalam
menjaga keseimbangan hak dan kewajiban serta terciptanya hubungan kerja yang
harmonis antara manajemen dan pekerja, PT.PLN
Aceh memiliki 2 (dua) SP yaitu DPD SP, DPC SP Kantor Wilayah, DPC Kantor
Cabang, dan DPAC. Kesepakatan antara SP dan manajemen dituangkan dalam PKB yang
menjadi dasar peraturan di Perusahaan.
PT.PLN
memiliki data pengusahaan yang di dalamnya berisi data jumlah pelanggan, daya
terpasang gardu distribusi, dan penjualan energi listrik. Dari data tersebut,
akan memperoleh hasil yang direkap dan dibandingkan antara satu area dengan
area lainnya. Dan hasil ini dapat menjadi titik acuan untuk PT.PLN dalam hal
mengatur energi listrik yang dibutuhkan setiap area.
1.2 Perumusan Masalah
Masalah yang
dibahas pada laporan kerja praktik ini dibatasi pada pengamatan analisa yang terjadi pada
proses, untuk memperoleh hasil perbandingan serta membuat diagram data pengusahaan.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Profil PT.PLN Persero Wilayah Aceh
Kelistrikan
di Indonesia di mulai pada akhir abad ke-19, pada saat beberapa perusahaan
Belanda, antara lain pabrik gula dan pablik teh mendirikan pembangkit tenaga listrik
untuk keperluan sendiri. Kelistrikan untuk kemanfaatan umum mulai ada pada saat
perusahaan swasta Belanda yaitu NV NIGN yang semula bergerak di bidang gas
memperluas usahanya di bidang listrik untuk kemanfaatan umum.
Pada tahun 1927 Pemerintah Belanda membentuk s’Lands waterkracht Bedrijved (LB)
yaitu perusahaan listrik negara yang mengelola beberapa PLTA antara lain :
a. PLTA Plengan
b. PLTA Lamajang
c. PLTA Bengkok Dago
d. PLTA Ubrug dan Kracak di Jawa Barat
e. PLTA Giringan di Madiun
f. PLTA Tes di Bengkulu
g. PLTA Tonsea Lama di Sulawesi Utara
h. PLTU di Jakarta.
PLN Aceh sebagai bagian dari PLN Pusat memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat di Provinsi Aceh, dalam rangka mendukung
UU No.30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan.
Seperti halnya PLN di wilayah lainnya di Indonesia, PLN Aceh memiliki bidang
usaha sebagai berikut :
1. Usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum meliputi
pembangkitan isolated untuk daerah-daerah yang tidak terjangkau system
transmisi.
2. Usaha penyediaan tenaga listrik meliputi perencanaan dan pembangunan serta pendistribusian
tenaga listrik untuk
kepentingan umum.
Tujuan PLN Aceh selaras dengan tujuan
PLN Pusat yaitu menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik bagi
kepentingan umum dengan jumlah dan mutu yang memadai serta memupuk keuntungan
dan melaksanakan penugasan Pemerintah di bidang ketenagalistrikan dalam rangka
menunjang pembangunan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
Tata
nilai PLN Aceh juga selaras dengan tata nilai PLN Pusat yaitu SIPP (Saling
percaya, Integritas, Peduli, dan Pembelajar). Tata nilai tersebut secara
konsisten diimplementasikan dalam seluruh aspek perusahaan.
Adapun visi dan misi PT.PLN
Persero Wilayah Aceh ialah :
Visi PLN Aceh yaitu ”Diakui sebagai unit bisnis PLN
terbaik di Sumatera yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan
bertumpu pada potensi alam dan insani menuju perusahaan kelas dunia”.
Misi PT.PLN Aceh
yaitu:
· Menjalankan
bisnis kelistrikan yang berorientasi pada kepuasan pelanggan.
·Menjadikan tenaga
listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
· Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
·Menjalankan kegiatan usaha yang
berwawasan lingkungan.
Kompetensi inti PLN Aceh adalah
pengelolaan ketenagalistrikan mulai dari pembangkitan, pendistribusian sampai
dengan penjualan tenaga listrik secara terintegrasi. Untuk mencapai misi PLN
Aceh maka kompetensi inti PLN Aceh harus berjalan baik dan lancar.
2.1.1 Struktur Organisasi PT.PLN PERSERO Wilayah
Aceh
Peran
struktur organisasi dalam sebuah perusahaan sangat penting, salah satunya untuk
memperoleh efektivitas dan efesiensi kerja guna mencapai tujuan. Setiap
perusahaan mempunyai struktur organisasi berbeda hal ini tergantung pada jenis
dan besarnya suatu perusahaan tersebut. Struktur organisasi bertujuan
memberikan batasan antara wewenang dan tanggung jawab satu bagian lainnya. Struktur organisasi PT.PLN
Persero Wilayah Aceh dalam bentuk gambar dapat dilihat pada lampiran.
PT.PLN PERSERO Wilayah Aceh di pimpin oleh General Manager yang bertugas
mengatur seluruh kinerja perusahaan PT.PLN PERSERO Wilayah Aceh. Dalam hal ini
General Manager tidak berkerja sendiri. Melainkan ada sub-sub bagian yang
membantu tugas General Manager seperti:
·
Manajer Bidang Perencanaan
-
Deputi Manajer perencanaan perusahaan
-
Deputi manajer perencanaan sistem
-
Deputi manajer perencanaan sistem informasi
·
Manajer
Bidang Teknik
-
Deputi
Manajer Pembangkitan
-
Deputi
Manajer Kontruksi Distribusi
-
Deputi
Manajer Distribusi
-
Deputi
Manajer Pengukuran dan Proteksi
·
Manajer
bidang niaga dan pelayanan pelanggan
-
Deputi
Manajer Pemasaran
-
Deputi
Manajer Komersial dan Pelayanan Pelanggan
-
Deputi
Manajer Pengembangan Usaha
·
Manajer
Bidang Keuangan
-
Deputi
Manajer Anggaran
-
Deputi
Manajer Akutansi
-
Deputi
Manajer Keuangan
-
Deputi
Manajer Pendapatan
-
Deputi
Manajer Pajak dan Asuransi
·
Manajer
Bidang SDM dan Umum
-
Deputi
Manajer Pengembangan Organisasi dan SDM
-
Deputi
Manajer Administrasi SDM
-
Deputi
Manajer Komunikasi dan Hukum
-
Deputi
Manajer ADM dan Fasilitas.
Setiap Area memiliki pimpinannya
masing-masing yaitu manajer yang dibantu oleh asisten manajer untuk mengatur
Areanya sendiri.
2.2
Pengertian Analisa dan Data Pengusahaan PT.PLN
PERSERO Wil. Aceh
2.2.1
Pengertian
Analisa
Analisa yaitu merangkum
sejumlah data besar data yang masih mentah menjadi informasi yang dapat
diinterpretasikan. Kategorisasi atau pemisahan dari komponen-komponen atau
bagian-bagian yang relevan dari seperangkat data juga merupakan bentuk analisis
untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua bentuk analisis berusaha
menggambarkan pola-pola secara konsisten dalam data sehingga hasilnya dapat
dipelajari dan diterjemahkan dengan cara yang singkat dan penuh arti (Abdul Kadir, 1998).
2.2.2
pengertian
Data Pengusahaan
Data memiliki
arti yang sangat penting bagi kelangsungan suatu perusahaan. Perusahaan
membutuhkan penyusunan data yang baik, agar dapat membantu para pengusaha
maupun manajernya dalam mengambil sebuah keputusan. Data yang baik dapat
disusun dalam sebuah database (basis data). Database memiliki
arti penting dalam perusahaan agar dapat mengumpulkan, mengorganisir dan
menganalisa data bisnis perusahaan. Database dianggap sangat penting,
karena beberapa fungsinya yang meliputi:
- Sebagai komponen utama atau penting dalam sistem informasi, karena merupakan dasar dalam menyediakan informasi.
- Menentukan kualitas informasi yaitu cepat, akurat, dan relevan, sehingga infromasi yang disajikan tidak basi. Informasi dapat dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkanya.
- Mengatasi kerangkapan data (redundancy data).
- Menghindari terjadinya inkonsistensi data.
- Mengatasi kesulitan dalam mengakses data.
- Menyusun format yang standar dari sebuah data.
2.3
Analisa data pengusahaan
Data
pengusahaan pada PT.PLN PERSERO Wilayah Aceh dibagi menjadi tiga data
diantaranya :
2.3.1
Jumlah Pelanggan
Jumlah Pelanggan ialah
sekumpulan orang-orang yang kegiatannya membeli dan
menggunakan suatu produk, baik barang maupun jasa, secara terus menerus.
Pelanggan atau pemakai suatu produk adalah orang-orang yang berhubungan secara
langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan-perusahaan bisnis. Adapun
pihak-pihak yang berhubungan dan bernegosiasi dengan perusahaan-perusahaan
bisnis sebelum tahap menghasilkan produk dinamakan pemasok. Akan tetapi yang dimaksud dengan jumlah pelanggan
disini ialah orang-orang yang membeli produk yang ditawarkan dalam hal ini
PT.PLN PERSERO Wilayah Aceh yang menjadi perusahaan penyedia produk.
2.3.2
Daya
Terpasang Gardu distribusi
Daya
terpasang Gardu distribusi ialah suatu tempat/ bangunan
instalasi listrik yang didalamnya terdapat alat-alat : Pemutus,
penghubung, pengaman dan trafo distribusi untuk mendistribusikan
tenaga listrik sesuai dengan kebutuhan tegangan konsumen. Peralatan-peralatan
ini adalah untuk menunjang mencapai pendistribusian Tenaga Listrik
secara baik yang mencakup kontinuitas pelayanan
yang terjamin, mutu yang tinggi dan menjamin keselamatan bagi manusia.
2.3.3
Penjualan Energi Listrik
Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dari penjualan
dapat diperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang diusahakan untuk
mengetahui daya tarik mereka sehingga dapat mengetahui hasil produk yang
dihasilkan (Winardi,1982). dalam hal
ini PT.PLN PERSERO Wilayah Aceh menjadi penjual energi/produk bagi pelanggan
yang ingin menggunakan listrik bagi kebutuhan sehari-hari. PT.PLN juga
menyediakan tempat-tempat dimana para pelanggan bisa membeli ataupun membayar
energi yang telah dipakai.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Kerja
Setelah melakukan analisis maka diperoleh data
hasil berupa :
1. Data berupa
tabel Pengusahaan PT. PLN(Persero) Wilayah Aceh
2. Rasio
perbandingan antara jumlah pelanggan dengan penjualan Energi listrik setiap
area/wilayah
3. Hasil
Perbandingan data pengusahaan setiap area dalam bentuk diagram
4. Hasil
Pembagian kelas data menurut aturan Sturges pada jumlah Pelanggan, Daya
terpasang Gardu Distribusi, dan Penjualan Energi listrik.
3.2 Pembahasan
3.2.1 Data berupa tabel
·
Tabel Data
Pengusahaan PT.PLN(Persero) Wilayah Aceh.
Tabel ini merupakan Data Pengusahaan
yang dimiliki PT.PLN(Persero) Wilayah Aceh yang didalamnya terdapat data
seperti data jumlah pelanggan, data daya terpasang gardu distribusi, dan data
penjualan energi listrik yang terdapat diberbagai area Wilayah Aceh. Untuk lebih
jelas lihat tabel berikut:
Tabel
4.1 Data Pengusahaan PT.PLN(Persero) Wilayah Aceh
No.
|
Area / Rayon
|
Jumlah Pelanggan (Juni 2012)
|
Daya Terpasang Gardu Distribusi (Juni 2012)
|
Penjualan Energi Listrik (2012)**)
|
|
(klg)
|
(MVA)
|
(GWh)
|
|||
1
|
Area
Banda Aceh
|
172.402
|
165,56
|
462,73
|
|
2
|
Area
Sigli
|
111.910
|
45,19
|
131,33
|
|
3
|
Area
Lhokseumawe
|
325.648
|
144,91
|
452,43
|
|
4
|
Area
Langsa
|
224.210
|
100,06
|
326,24
|
|
5
|
Area
Meulaboh
|
122.503
|
65,90
|
176,89
|
|
6
|
Area
Subulussalam
|
112.191
|
44,62
|
149,78
|
|
JUMLAH KANTOR WILAYAH
|
1.068.864
|
566,24
|
1.699,41
|
Jadi, hasil Angka Rasio dari perbandingan Area
Banda Aceh antara jumlah pelanggan dan jumlah penjualan Energi ialah 1 : 2.69.
Tabel
4.2 Hasil Angka Rasio Seluruh Wilayah Aceh
No.
|
Area/ Rayon
|
Jumlah Pelanggan (juni 2012)
|
Penjualan Energi Listrik(2012)
|
Hasil Angka Rasio
|
1
|
Banda Aceh
|
172.402
|
462,73 GWh
|
1 : 2.69
|
2
|
Langsa
|
224.210
|
326,24 GWh
|
1 : 1.45
|
3
|
Meulaboh
|
122.503
|
176,89 GWh
|
1 : 1.43
|
4
|
Lhokseumawe
|
325.648
|
452,43 GWh
|
1
: 1.38
|
5
|
Subulussalam
|
112.191
|
149,78 GWh
|
1 : 1.33
|
6
|
Sigli
|
111.910
|
131,33 GWh
|
1 :
1.16
|
Dari Hasil Angka Rasio Seluruh Wilayah
Aceh diatas, dapat dilihat bahwa Hasil Angka Rasio Terbanyak terdapat pada Area
Banda Aceh yaitu 1 : 2.69. faktor yang menyebabkan Banda Aceh lebih banyak
memakai listrik dibandingkan dengan Area lain ialah terdapatnya beberapa Cafe
dan Warung Kopi. Yang mana didalamnya terdapat banyak pengunjung yang
menggunakan jasa PT.PLN, seperti halnya pengunjung banyak memakai laptop dan
mengcharge laptopnya dan masih ada beberapa faktor lainnya.
.
3.2.3 Hasil Perbandingan data
setiap area dalam bentuk diagram
Adapun design hasil perbandingan data
setiap area dalam bentuk diagram pada Data Pengusahaan PT.PLN(Persero) Wilayah
Aceh adalah sebagai berikut:
·
Jumlah Pelanggan Juni 2012
Gambar 4.1 Diagram jumlah
pelanggan keseluruhan di Aceh juni 2012
Dari diagram diatas dapat disimpulkan
bahwa Area Lhokseumawe merupakan Area tertinggi dalam hal jumlah pelanggan dari
seluruh Area Wilayah Aceh. Banyak faktor yang menyebabkan Area Lhokseumawe lebih
banyak jumlah pelanggan daripada area lainnya, salah satu faktornya ialah
terdapatnya beberapa pabrik-pabrik besar yang didalamnya terdapat banyak
pelanggan yang menggunakan jasa PT.PLN, dan masih ada beberapa faktor lainnya.
Gambar 4.2 Diagram Daya Terpasang Gardu Distribusi keseluruhan di Aceh
·
Daya terpasang Gardu Distribusi Juni 2012
Gambar 4.2 Diagram Daya Terpasang Gardu Distribusi keseluruhan di Aceh
Dari diagram diatas dapat disimpulkan
bahwa jumlah daya terpasang gardu distribusi seluruh Area wilayah aceh yang
paling banyak ialah area Banda Aceh. Area Banda Aceh merupakan pusat
pemerintahan wilayah aceh. Oleh karena itu, jumlah daya terpasang gardu
distribusi paling banyak digunakan di Area Banda Aceh. Dan Area yang paling
sedikit ialah Area Sigli, dikarenakan pusat pemerintahannya baru saja
berkembang.
·
Penjualan Energi listrik Juni 2012
Dari diagram diatas dapat disimpulkan
bahwa area yang paling banyak jumlah daya terpasang gardu distribusinya, maka
area tersebut merupakan area paling banyak jumlah penjualan energi listrik.
Disini penjualan energi listrik yang paling banyak ialah pada area Banda Aceh
dan Lhokseumawe.
3.2.2 Hasil Pembagian kelas data menurut aturan
Sturges pada Jumlah Pelanggan, Daya terpasang Gardu Distribusi, dan Penjualan
Energi listrik
·
Membagi kelas
data menurut aturan sturges menggunakan rumus :
K = 1 + 3.3 log n
Ket :
K = banyak kelas
n = banyaknya data.
·
Data jumlah
Pelanggan keseluruhan di Aceh.
Berikut adalah nilai jumlah pelanggan
yang sudah diurutkan :
112 112 123 172 224 326
-
Range :
[Nilai Tertinggi – Nilai Terendah] = 326 – 112 = 214
-
Banyak Kelas:
K = 1 + 3.3 x log n
= 1 +
3.3 x log 6
= 3.56 » 4 sehingga dapat dibuat banyak kelas 3 atau 4.
-
Panjang Kelas
: [Range] / [Banyak Kelas] = 214 / 3 = 71.3 » 71
Tentukan nilai batas bawah kelas pada
kelas pertama. Nilai jumlah pelanggan terkecil = 112. Dalam penentuan nilai
batas bawah kelas bebas saja, asalkan nilai terkecil masih masuk ke dalam kelas
tersebut.
Tabel 4.3 hasil pembagian kelas data pada jumlah
pelanggan
No.
|
Jumlah Pelanggan
|
Batas Kelas
|
Frekuensi
(fi)
|
Area
|
1
|
112
– 183
|
112.5
– 183.5
|
4
|
Sigli,
Subulussalam, Meulaboh,Banda Aceh
|
2
|
184
– 255
|
184.5
– 255.5
|
1
|
Langsa
|
3
|
256
– 327
|
256.5
– 327.5
|
1
|
Lhokseumawe
|
Jumlah
|
6
|
·
Data Daya
terpasang Gardu Distribusi keseluruhan di Aceh.
Berikut adalah nilai Daya terpasang Gardu
Distribusi yang sudah diurutkan :
45 46 66 100 145 166
-
Range :
[Nilai Tertinggi – Nilai Terendah] = 166 – 45 = 121
-
Banyak Kelas:
K = 1 + 3.3 x log n
= 1 +
3.3 x log 6
= 3.56 » 4 sehingga dapat dibuat banyak kelas 3 atau 4.
-
Panjang Kelas
: [Range] / [Banyak Kelas] = 121 / 3 = 40.3 » 40
Tabel 4.4 hasil pembagian kelas data pada Daya
terpasang Gardu Distribusi
No.
|
Jumlah Pelanggan
|
Batas Kelas
|
Frekuensi
(fi)
|
Area
|
1
|
45
– 85
|
44.5
– 85.5
|
3
|
Sigli,
Subulussalam, Meulaboh
|
2
|
86
– 126
|
85.5
– 126.5
|
1
|
Langsa
|
3
|
127 – 167
|
126.5
– 167.5
|
2
|
Banda
Aceh, Lhokseumawe
|
Jumlah
|
6
|
·
Data Penjualan Energi Listrik
Berikut adalah nilai Penjualan Energi Listrik yang
sudah diurutkan :
131 150
177 327 452 465
-
Range :
[Nilai Tertinggi – Nilai Terendah] = 465 – 131 = 334
-
Banyak Kelas:
K = 1 + 3.3 x log n
= 1 +
3.3 x log 6
= 3.56 » 4 sehingga dapat dibuat banyak kelas 3 atau 4.
-
Panjang Kelas
: [Range] / [Banyak Kelas] = 334 / 3 = 111.3 » 111
Tabel 4.5 hasil pembagian kelas data pada
Penjualan Energi Listrik
No.
|
Jumlah Pelanggan
|
Batas Kelas
|
Frekuensi
(fi)
|
Area
|
1
|
131
– 242
|
130.5
– 242.5
|
3
|
Sigli,
Subulussalam, Meulaboh
|
2
|
243
– 354
|
242.5
– 354.5
|
1
|
Langsa
|
3
|
355
– 466
|
354.5
– 466.5
|
2
|
Banda
Aceh, Lhokseumawe
|
Jumlah
|
6
|
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan
analisa dapat disimpulkan bahwa data pengusahaan PT.PLN(PERSERO) Wilayah Aceh
melalui beberapa proses dan mengikuti prosedur yang telah diberlakukan di PT.PLN(PERSERO)
Wilayah Aceh.
Dalam hal ini, Area Lhokseumawe
merupakan Area tertinggi dalam hal jumlah pelanggan dari seluruh Area Wilayah
Aceh dan Jumlah daya terpasang gardu distribusi seluruh Area wilayah aceh yang
paling banyak ialah area Banda Aceh. maka, area yang paling banyak jumlah daya
terpasang gardu distribusinya ialah area yang merupakan area paling banyak
jumlah penjualan energi listrik. penjualan energi listrik yang paling banyak
ialah pada area Banda Aceh dan Lhokseumawe. Dilihat dari hasil Rasio
perbandingan jumlah pelanggan dan penjualan Energi listrik yang memakai listrik
terbanyak yaitu Area Banda Aceh dengan Rasio 1 : 2.69. dan dilihat dari
pembagian kelas menurut Aturan Sturges pada jumlah pelanggan, Daya terpasang
Gardu Distribusi, dan Penjualan Energi listrik yang memiliki nilai terbesar
adalah Area Banda Aceh dan Lhokseumawe dan menduduki kelas yang sama.
4.2 Saran
PT.PLN(Persero) Wilayah Aceh telah
melaksanakan prosedur sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta dengan
kebijakan yang telah ditetapkan, dan manajemen kerja yang cukup potensial. Sehingga penulis menyarankan agar
potensinya dapat dipertahankan dan dapat ditingkatkan untuk pelayanan yang
lebih baik kedepannya.
DAFTAR
PUSTAKA
A.S, Pabla. 1994. Sistem Distribusi Daya Listrik.
Erlangga, Jakarta.
Linsley, Trevor. 2004. Instalasi Listrik Dasar. Erlangga, Jakarta.
Sudjana. 1992. Metoda Statistika.
Tarsito, Bandung.
Wijaya,
Mochtar. 2001. Dasar-Dasar Mesin Listrik. Djambatan, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar